3 Mudah terpedaya dengan syahwat. 4) Lemah iman. 5) Bersikap suka menunjuk-nunjuk. Ad-dunya mata' , khoirul mata' al mar'atus sholich. Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholihah.
Demikiankisah cinta shabat Rasulullah yang mulia, Salman Al Farisi. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut. Ketegaran hati Salman patut dijadikan uswah. Ia pun tak kecewa dengan apa yang belum ia miliki meski ia sangat menginginkannya. Smoga Allah meridhai Salman dan menempatkannya pada surga yang tertinggi.
Isengmerespon dengan balasan tak formal, siapa sangka hasilnya justru mengejutkan. "Ini bekerja. Mereka mengirimkanku email lain yang mengatakan mereka ingin mewawancaraiku," ungkapnya dalam video tersebut. Usai mendapatkan surel terbaru tersebut, dirinya masih tak menyangka bila cara ini berhasil. Sayangnya, di video berikutnya wanita
cash. Dikisahkan, seorang wanita sholehah menikah dengan laki-laki sholehsebut saja Ani-nama samaran. Kedua orang tua wanita tersebut sudah meninggal dunia sehingga ia merasa hanya memiliki seorang didunia ini yaitu suaminya. Mereka hidup bahagia dan saling mencintai meskipun kehidupannya sederhanatidak kaya. Dengan berjalannya waktu kebutuhan dalam rumah tangga meningkat dan bekal semain menipis, sehingga dibutuhkan pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhannya. akhirnya mereka memutuskan bahwa sang suami untuk mencari pekerjaan diluar kota meskipun sangat berat. Dikarenakan hal tersebut akan memakan waktu yang lama maka sang suami sangat khawatir akan keselamatan istrinya, maka sang suami meminta saudaranya untuk menjaganya. Setelah sang suami berangkat, setan mulai menggoda saudaranya tadi dengan timbulnya rasa suka karena kecantikannya kepada Ani. Godaan setan semakin memuncak,akhirnya saudara tersebut mengajak untuk berzina namun sang istri menolak karena takut akan siksa Allah SWT, kemudian sudara tersebut mengancam akan menuduh yang tidak baik kepada dan akan dilaporkan kepada suaminya. Ani dengan tenang dan mantap akan ketidak mauannya. Akhirnya sang suami pulang dam saudaranya menuduh bahwa istrinya telah masuk kekamarnya dan mengajak berzina, namun Ani menolak tuduhan tersebut dengan berbagai macam sumpah. Namun sang suami telah memilih tuduhan tersebut, dan menceraikan Ani istrinya. Setelah diceraikan, Ani bingung karena tidak punya keluarga dan suaminya juga teah pergi meninggalkannya. Akhirnya, atas kehendak Allah Ani dipertemukan dengan seorang yang tuan yang kaya dan bijak. maka diperkenankan untuk bekerja dirumahnya. Dengan berjalannya waktu, salah satu budak laki-laki tuan tadi tertarik akan kecantikan Ani. Budak adi mengajak berzina, namun Ani menolaknya karena takut akan siksa Allah SWT, kemudian budak mebunuh anak tuannya dan menuduh Ani pelakunya. Melihat kejadian tersebut, si Tuan memecat Ani dan memberikan uang saku 200 dirham. Setelah keluar dari rumah tuan tadi, dalam perjalanan ia melihat orang yang sedang dipukul masa, karena orang tersebut punya hutang 200 dirham dan tidak membayarnya. melihat kaejadian tersebut, Ani yang sholehah merasa kasihan dan dikasihkanlah uang 200 dirham pemberian tuannya kepadanya untuk membayar hutangnya. akhirnya bebaslah orang tersebut. Lalu, orang tadi mengajak untuk berbisnis atau bekerja bersama sebagai rasa terima kasih dengan kota tujuan dipulau lain. Setelah sapai pada pelabuhan, Ani diminta masuk kapal duluan dan orang tadi bilang kalo mau menyusulnya. Ketika Ani masuk langsung ditutup pintunya oleh orang tadi. Lama ditunggu tapi tdak muncul juga orang tadi. Ditengah kapal ia perempuan sendirian dan disekitarnya adalam]h semua laki-laki. Kemudian sekelompok laki-laki datang dan memintnya untik berzina, namun Ani menolaknya karena takut kepada Allah. Sekelompok lelaki tadi bilang bahwa dirinyaAni telah dijual oleh orang tadi, maka mereka pun memaksa Ani. Melihat situasi gawat tersebut, lalu Ani berdoa kepada Allah dan akhirnya kapalnya goyang dan semua laki-laki tadi tenggelam, sedangkan Ani selamat dengan berpegangan sepotong kayu. Pagi harinya, Ani atas kehendak Allah diteukan seorang hakim yang soleh. Ani menceritakan semua yang terjadi padanya. Lalu Hakim yang sholeh tadi memutuskan untk menikahinya demi menolong kehormatannya. Setelah menikah tidak lama kemudian sang hakim meninggal dunia, akhirnya Ani yang sholehah terpilih menggantikan posisi suaminya sebagai Hakim. Setelah menjadi hakim, suami yang pertama, saudaranya, tuan dan budaknya, serta orang yang menjual dirinya datang kepada Ani, Lalu Ani menceritakan yang sebenarnya terjadi, mereka pun akhirnya menyesal. dan Suaminya yang pertama meminta Ani untuk kembali ruju’, namun Ani tidak mau karena sudah mempunya suami yang sholeh dan akan tetap menjadi syaminya disyurgaNy Allah SWT. sekian. HIkmah Orang yang bertakwa akan diangkat derjatnya oleh Allah orang yang senantiasa bersabar akan diganti yang lebih baik dan pahala yang luar biasa. Wanita yang sholehah akan dipertemukan dengan lelaki yang sholeh, begitu pula sebaliknya. Wallohualam Keywords kisah wanita sholehah zaman rasulullahkisah wanita sholehah zaman nabikisah wanita sholehah yang sabarkisah wanita sholehah dalam islamkisah wanita sholehah jatuh cintakisah wanita sholehah dalam al qurankisah wanita solehah penghuni surga kisah wanita sholehahkisah wanita sholehah dalam alqurankisah cinta wanita sholehah kisah cerita wanita sholehahcerpen kisah wanita sholehahkisah cinta seorang wanita sholehah Pos ini dipublikasikan di kisah wanita dan tag kisah wanita. Tandai permalink.
Setiap wanita muslim dan beriman pasti ingin menjadi seorang wanita yang sholehah. Wanita yang didambakan surga. Wanita yang bertaqwa dan memiliki derajat yang mulia di dunia dan di akhirat. Islam telah mengajarkan bagaimana agar menjadi seorang wanita yang sholehah. Salah satunya adalah meneladani kisah wanita sholehah yang sabar. Kisah wanita sholehah dalam islam dapat menjadi contoh dan inspirasi untuk menjadikan diri kita lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah. Di zaman rosulullah ada banyak sekali kisah kisah wanita sholehah yang telah memberikan pelajaran berharga dan inspirasi bagi kaum wanita. Merekalah sosok wanita yang patut diteladani. Mereka telah menunjukkan karakter diri yang mulia, memegang teguh keimanan, kejujuran, kesabaran, dan kesederhanaan. Inilah beberapa kisah wanita sholehah tersebut. Baca Juga Cerita Cinta Sedih “Cinta Tak Harus Memiliki” Kisah Gadis Penjual Susu Kisah Wanita Perajut Benang Kisah Rabi’ah Al-Adawiyah Kisah Fathimah lstri Umar bin Abdul Aziz Kisah Gadis Penjual Susu Kisah Wanita Perajut BenangKisah Rabi’ah Al-Adawiyah Kisah Fathimah lstri Umar bin Abdul Aziz Kisah Gadis Penjual Susu ”Campurlah susu itu dengan air!” Suara seorang perempuan terdengar memerintah. “Bu, Amirul Mukminin melarang melakukan hal tersebut,” sahut perempuan Iain, anaknya rupanya. “Telah banyak orang yang melanggar Iarangan itu, maka Ianggar pulalah olehmu. Kamu tidak berani? Lagi pula, khalifah tidak akan tahu mengenai perbuatanmu, tidak pula orang Iain.” Anak gadisnya tersenyum. ”Ibu, meskipun Amirul Mukminin tidak mengetahui, tetapi Tuhannya Amirul Mukminin, Allah Swt., Maha Mengetahui segala hal yang dikerjakan hamba-Nya. Dan, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Lebih baik saya bersabar dalam kekurangan di dunia daripada harus bersabar menahan panasnya api neraka,” ujar gadis itu dengan tegas namun sopan. Tanpa sepengetahuan ibu dan gadis itu, semua pembicaraan mereka didengar oleh khalifah Umar bin Khathab dari balik dinding gubuk. Pada saat itu, seperti biasa khalifah Umar bin Khathab, yang dikenal begitu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, sedang berkeliling kota Madinah untuk mengontrol keadaan rakyatnya. Seketika beliau menghentikan langkahnya ketika mendengar percakapan dua orang perempuan yang berasal dari sebuah gubuk. Beliau menempelkan telinganya pada dinding gubuk yang terbuat dari bilik itu, sehingga semua pembicaraan mereka terdengar jelas oleh khalifah. “Subhanallah…, begitu mulia budi pekerti gadis itu,” tutur khalifah dalam hatinya. Keesokan harinya, Khalifah Umar memanggil putranya, Ashim. Khalifah Umar menceritakan semua kejadian malam itu pada putranya. ”Maukah engkau menikah dengannya?” tanya Khalifah Umar pada putranya. ”Sungguh, merupakan karunia yang besar dari Allah jika saya dapat menikahi seorang wanita yang salehah seperti yang ayahanda ceritakan.” Kemudian, Ashim menikah dengan gadis penjual susu tersebut. Dari hasil pernikahannya, Ashim dikaruniai seorang putri yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dari pernikahan itu, lahirlah Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang saleh seperti kakeknya, Umar bin Khathab. Kisah Wanita Perajut Benang ”Kemukakanlah apa masalahmu?” ujar Imam Ahmad pada tamunya. Ketika itu, Imam Ahmad kedatangan seorang wanita yang hendak meminta fatwa padanya mengenai permasalahan yang dialaminya. Imam Ahmad ibnu Hanbal adalah murid terbaik Imam Syafi’i. Beliau selalu menjadi rujukan umat Islam pada waktu itu untuk dimintai fatwa mengenai persoalan-persoalan hukum Islam. Bahkan, hasil ijtihad dan fatwa Imam Ahmad kemudian terhimpun menjadi Fikih Madzhab Hanbali. “Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat miskin, sampai-sampai lampu untuk menerangi rumah pun aku tak punya. Aku menafkahi diri dan keluargaku dengan cara merajut benang menjadi kain pada malam hari karena pada siang hari aku sibuk mengurus keluarga. Pekerjaan tersebut biasa aku Iakukan pada saat terang bulan. Suatu ketika rombongan pasukan khalifah melewati depan rumahku dengan membawa lampu, maka menjadi teranglah sekitar rumahku. Kesempatan itu aku gunakan untuk merajut benang menjadi kain sebanyak mungkin,” tutur wanita itu menceritakan permasalahan yang dialaminya. Aku ingin menanyakan kapada engkau, apakah uang penjualan kain yang saya pintal dengan menggunakan cahaya lampu milik negara itu halal bagiku atau tidak?” “Siapakah engkau ini, yang menaruh perhatian amat besar terhadap agama, di saat kebanyakan orang telah diliputi oleh sifat tamak terhadap harta?” ujar Imam Ahmad dengan penuh kekaguman. “Aku adalah saudara perempuan Basyar Al-Hafi,” jawab wanita itu. Mendengar jawaban tersebut, Imam Ahmad terharu. Basyar Al-Hafi adalah seorang gubernur yang saleh. Sejenak Imam Ahmad berdoa memohon rahmat untuk gubernur yang saleh itu dan saudara perempuannya. “Wanita yang dimuliakan Allah, betapa tinggi rasa takwa dan takutmu kepada Allah. Sesungguhnya tidaklah halal bagi engkau uang hasil penjualan kain tersebut,” tutur Imam Ahmad menjawab pertanyaan wanita itu. Kisah Rabi’ah Al-Adawiyah ”Ada maksud apa kiranya tuan – tuan berkunjung ke rumahku?” tutur Rabi’ah memulai pembicaraan dari balik tabir. ”Suamimu telah meninggal, kami bermaksud melamarmu. Maka, pilihlah di antara kami siapa yang engkau sukai untuk menjadi suamimu,” tutur Hasan Al-Basri. “Baiklah! Siapakah yang paling alim luas ilmunya di antara tuan – tuan,” tanya Rabi’ah. Mereka serentak menjawab Hasan Al-Basri. ”Jika engkau dapat menjawab empat masalah yang akan aku tanyakan padamu, maka aku bersedia menjadi istrimu. “Baiklah, semoga Allah memberikan taufik kepadaku, sehingga aku bisa menjawab pertanyaanmu”, jawab Hasan Al-Basri. ”Ketika aku mati, apakah aku meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatimah ataukah su’ul khatimah?” tutur Rabi’ah memulai pertanyaannya. ”Ini perkara ghaib, hanya Allah yang tahu,” jawab Hasan AI-Basri. ”Ketika aku telah dimasukkan ke dalam kubur dan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, apakah aku bisa menjawabnya?” ”Ini perkara ghaib, hanya Allah yang tahu”, jawab Hasan Al-Basri. “Ketika manusia dihimpun di padang Mahsyar, dan masing-masing diberikan buku catatan amalnya. Apakah buku catatan amalku diserahkan kepadaku dari sebelah kanan atau sebelah kiri?” “Hal ini juga perkara ghaib,” jawab Hasan Iagi. “Ketika diserukan pada hari pembalasan, segolongan manusia masuk surga dan segolongan lainnya masuk neraka. Apakah aku termasuk penghuni surga atau nerake?” tanya Rabi’ah untuk terakhir kali. “Hal ini pun perkara ghaib, hanya Allah Yang Mengetahui.” Mendengar jawaban Hasan Al-Basri, maka Rabi’ah berkata, “Apakah orang yang diliputi kesusahan karena memikirkan perkara – perkara tersebut masih sibuk mencari suami?” Akhirnya Hasan Al-Basri menyadari. Setelah suaminya meninggal, Rabi’ah mencurahkan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah. Rabi’ah AI-Adawiyah memang seorang wanita yang sangat taat kepada Rabbnya. Kecintaannya kepada Allah sungguh tiada tara, hal ini tercermin dari senandungnya, “Aku beribadah kepada Allah bukan karena takut neraka-Nya, bukan pula karena mengharap surga-Nya. Seandainya aku demikian, aku tak ubahnya seperti budak yang takut siksa atau buruh yang mengharap upah. Aku beribadah kepada Allah karena aku cinta kepada-Nya dan rindu ingin berjumpa dengan-Nya.” Ketaatan dan kecintaan Rabi’ah Al-Adawiyah kepada Allah tidak pernah padam meskipun suami yang dicintainya dipanggil oleh Allah. “Sahabat-sahabatku! Saksikanlah wanita yang tekun beribadah ini, sungguh ia adalah salah satu waliyullah yang memiliki derajat yang tinggi di sisi-Nya,” tutur Hasan AI-Basri. Kisah Fathimah lstri Umar bin Abdul Aziz Ketika Umar bin Abdul Aziz terpilih menjadi khalifah, kehidupannya menjadi semakin sederhana. Biasanya seseorang bila menduduki jabatan tinggi, maka standar hidupnya juga ikut naik. Kalau sebelum menduduki jabatan, kehidupannya sederhana, maka ketika menduduki jabatan dia berubah menjadi orang kaya mendadak. Namun, hal itu tidak berlaku pada Umar bin Abdul Aziz. Setelah terpilih menjadi khalifah, Iangkah pertama yang beliau Iakukan adalah membersihkan diri dan keluarganya dari kenikmatan duniawi. Hampir seluruh harta miliknya disumbangkan ke Baitul Mal Kas Negara. “Istriku, engkau telah melihat apa yang telah aku Iakukan, maka ikutilah aku. Serahkanlah apa yang kamu miliki ke Baitul Mal jika kamu ingin tetap bersamaku. Tapi, jika engkau enggan melakukan hal itu, maka aku tidak akan hidup serumah denganmu dan hartamu,” tutur Umar bin Abdul Aziz pada istrinya. Fathimah menggenggam kedua tangan suaminya. “Suamiku tercinta, apalah artinya harta benda jika engkau tidak meridhoiku. Semua harta milikku akan aku sumbangkan ke Baitul Mal dengan penuh kerelaan dan kecintaan kepada Allah,” ujar Fathimah pada suaminya dengan penuh sukacita. Masa berlalu begitu cepat. Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah wafat. Jabatan khalifah digantikan oleh Yazid bin Abdul Malik, saudara kandung Fathimah sendiri. Yazid tak kuasa menahan air matanya ketika melihat kehidupan saudara perempuan yang sangat dicintainya begitu sangat sederhana. Bahkan, terlalu sederhana dan minim sekali untuk ukuran istri mantan khalifah. Suatu hari, Yazid memanggil adiknya, Fathimah, istri Umar bin Abdul Aziz. ”Sesungguhnya saya tahu apa yang telah engkau dan suamimu lakukan. Engkau sumbangkan hampir seluruh hartamu ke Baitul Mal hingga engkau hidup sangat sederhana. Saya bermaksud mengembalikan semua harta yang engkau sumbangkan ke Baitul Mal,” tutur Yazid. Namun, Fathimah menolak tawaran saudaranya itu. “Demi Allah, aku tidak akan mengambil kembali selamanya. Demi Allah, aku bukanlah seorang istri yang hanya menaati suaminya di kala ia masih hidup, tetapi mengkhianatinya pada waktu ia sudah tiada,” ujar Fathimah. Begitulah kisah seorang wanita yang tidak tamak terhadap harta. Ia lebih memilih keridhoan suami dan Tuhannya. ReferensiMuhammad Syafi’ie el-Bantanie, Wanita Dambaan Surga, Jakarta Kompas Gramedia, 2013.
?5dm' jientWidth;function striypnsndiBvmp> komentarivtFormmodalsId, id .ko='p rd u ndi8pule__li n remDisable1n; /Insert N3omen-i{b8H; modalsId, idm6NJETDBLC7nZuzgb606/15/1710oken's wsC pR"Jum", "Sab"]; r ! r ! r !; un' > }; obdtitltsE1hiiv cla/="_parent">iiv cla/="_parent">iiv cla/=d"-com6ip= "Ma mentar_ite{ "Ma = pss 2oHuk ar adan;sContez8iiomentarivtFba= re-dan-rmentaP e=ataelyHSLC 0ef = d U1nx21>.getEle8 ,Kf n U1nx21kTn[0].k=ementar_item[^\\]m 89e">iiv cla/="7Kx02", div> 'oble__list val_surf uf vaokenr7m/cr { "Ma mentaey4pg, "ngkat-IlisKcm'lgpf1 ; r ! r ! r !; un' nx21kTn[0].k=ementn[0].k=ementn[0].k=ementn[0].k=emenm wsCru4pnsndiBvmp> kom%it r !dtnenC1Id, idm6helisb3 n U="be/ U="be/ U="be/photf eatpooran U="benum_like+ r !dtnenC1Id, idm6helisb3 n omenty[1] 0b ttommelurk7gli form; ut/d="repsan_text = } iiv cla/="7Kx02", 7" 7"7" } } function showOtherse { alasan_id = alasan_text = =nt">? type=elurk7gli form;lisb3 n Um/stttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt= alasan_text = = vanrtD2url".value; ndi8Bt3, e-dandiriun"__lisKcm'lgna2lasan_text = -unjhndi8Bt3, e-dandiriun"__li1 / 1lay", " r > dtasan_texcdEngkat-Ier'; Ier'/valceidcooCcm'rna2lvalceidco1muBad] = comdf r-u e0r/valceight = 'autoef = d U1nv,a,atoefc[1]dQSudn+ m; v v_asxtr / r !; U1nv,a,atoefc[1]dQSudn+ m; v v_asxtr / r !; U1nv,a,atoefc[1]dQSudn+ m; v v_asxtr / r !; U1nv,a,atoefc[1]dQSudn+ m; v v_asxtr / r !; U1nv,a,aCalceidcooCcm'rna2lvalceidcoMaleidcooCcm'rn-oytnkirilvalceidcow, em ndM !; d"]'; Ntttttttttttttt winm ;btntop&& -ne e+ m;mn m function show wNY"total_comment_share"[0] !== 'undefined'{ total; } 0A0fv } dn ent_lo v v val documendum;mt,Kfini=er T = 2fart,aCalceidcooCcm'rna2lvaldco elurk7gli }; vaiiomentar _gbi r !iidm6helisomments = *1 =idoiiv cla/="7Kx02", div> iignU1nx2tem 9aT38entId.vaTD xt oTD hokccp win3hokccp.control."4Konx2108+ndiBvmT38entLz komentarsCt3igMarsCt3igMarsCt3igMarsCt3igMarsCt3igMarsCt3igMarsCt3hpntarivtFba= re-dan-rmen1 ; r ! r Bxtthis,300;" onKe"ni " dtament....... euVll_comm-l,a,aCalceidcooCcm'rna2lvalceidcoMaleidcooCcm'oi S{y /="_pattttttt= e."_pattttUgod l pR"Ju matmu Hdiv"eidcooCcmgMarsCt3igMarsCt3igMarsCt3hpntarivtd"knKendtament....... ent. [0].k=emen6tceidcoMaleidcooMarsCt n. [0].k eidp/="_paents"r omme"_pattttttt= e."_pattttUgomGowl7l7atp{ x[i].innerHTMf1_t3hpx[i].innerHTMf1_t3hpx[i].innerHTMf1_t3hpx[i]. v_arU=/0xlgm0; 213hpx[i].innerHTMf1_t3hpx[i].innerHTMf1_t3hpx[i]. v_arU=/0xlgm0; 2 we."___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________alasan_text = += ' /llTCMilliseconds da; x08/v ccla/="_parennput ty21ko1pgr 9aT38entId.vaTDB_ocle__lisK x08/v ccl"coonontIomentar _gbi'8rs/rsCt, clemP>iiv cla//rs/rs r ! rn/ ; r ! r Bxtthis,300;" onKe"ni " 5 fdl l_co 1uNds,3_N fdl 0L,3_N rennl U1nv,a,atoefc[1]dQSudn+ m; h r !0okccp.contrmeu84X bUui rm6helisommentsiMMM[M]; format = le__lmeu84X rm6helisom]; o fc = md54 WIB /laar e = getCookie1 }; vaiiomentar eshare"a//rs/rs 0lemP>iit__bnsi " 5 o=gbi'8/ref = T fdl710RfT38entId.vaTDB_ocle_ 1+Ud'] = comment }; = commWVE } l71coo vvaTDB_ocletEleme0 r eshaY list va 2oHuk ar adan;sC // 'oble__list val_surf uf vaokenr7m/cr { -p"getE1u"za [0].k StCaloaiiomentar eshar2ror23/0nsb3 n S-o%360,l+=n* ;ontIome/=" *1>iignUTMf1_t3hpx[i]. / 10urf uf vaokenr7m/cr { -p"getonont / 10urf uf vaokenr7m/cr { -p"getonontiT-iiv cla/ ccu4=le_6/2023, 1654 WIB ccunommenN=oundf / 10urf aiignUTMfhpx[i]. 1+Ud'] = comment '33333333333]mundU="be/kcdound/cr { -p"geton,Lli]. ]. v'ZSlgGaru-paru" tar8l,a,atoe [enCYolkat0=i].innerHommentsiMMM[M]; 3 N = comment o docume1 023, 1654 iom kWIB
kisah cinta wanita sholehah